Bang bing bung, yuk kita nabung. Ingat penggalan lagu anak-anak karya Titik Puspa ini? Pesan sederhana mengajak kita menabung, yang suatu saat nanti dapat untung. Nah, pesan itu berlaku juga untuk Anda yang sampai sekarang masih bermimpi untuk punya rumah sendiri. Bisa jadi Anda berpikir, tabungan seperti tidak pernah cukup untuk membeli rumah. Maklum harga rumah tak pernah kenal kata surut, terus naik dan kenaikannya itu lebih besar daripada kenaikan penghasilan. Kendati demikian, menurut Ongkie Budhidharma, financial planner dari Zap Finance, kita tidak perlu gusar. “Menabunglah seawal mungkin dengan tujuan jelas. Kalau Anda belum punya tabungan untuk membayar uang muka, jadikan besaran uang muka sebagai tujuan menabung,” katanya.
Lalu, berapa besar dana yang harus disisihkan untuk ditabung? “Tiga puluh persen dari gaji,” kata Ongkie tegas. Lebih besar memang lebih baik, sebab dana yang terkumpul akan lebih besar lagi. Tak dipungkiri tabungan seakan tak pernah cukup untuk membayar uang muka pembelian rumah. Ongkie menyarankan agar konsumen lebih cerdas dengan banyak mencari tahu tentang pola-pola pembayaran dari pengembang.
“Sekarang pembayaran uang muka bisa dicicil, karena itu proporsi tabungan harus konsisten. Nilainya harus bisa digunakan untuk membayar cicilan KPR kelak,” imbuhnya.
Jangan jadikan biaya hidup yang semakin tinggi sebagai alasan untuk tidak bisa menabung. Anda perlu memeriksa kembali seluruh pengeluaran, karena ada kemungkinan pengeluaran itu hanya untuk memenuhi gaya hidup. Saat ini banyak orang terlalu konsumtif untuk alas an gaya hidup. Seseorang yang naik gaji, pengeluaran gaya hidupnya juga ikut naik. “Padahal yang betul kalau gaji naik tabungannya juga harus semakin besar,” kata Arief Budiman, financial planner lain dari Zap Finance.
Keduanya mengingatkan agar seseorang membiasakan hidup dengan sisa penghasilan. Yang harus didahulukan adalah aktifitas menabung. Anda mungkin berpikir berapa lama akan hidup seperti itu. Coba ingat lirik lagu di atas, tang ting tung hey, jangan dihitung, tahu-tahu nanti kita dapat untung. Apakah untungnya? “Setelah cicilan lunas, kita dapat harta, aset yaitu rumah dan ingat harga rumah tidak pernah turun. Di situlah untungnya,” tandas Arief.